Pembuatan Visa J1 Exchange Program

Halo!

Masih dalam rangka persiapan untuk Program YSEALI (Young South East Asian Leaders Initiative) Fall 2017, kali ini saya ingin share proses pembuatan Visa J1 saya. Jadi dalam program YSEALI ini seluruh fellows akan menggunakan visa non immigrant J1 untuk bisa berangkat ke US dan mengikuti program YSEALI selama kurang lebih 5.5 minggu.

Apa itu visa J1? Visa J1 adalah visa yang biasa digunakan untuk mengikuti program exchange ke Amerika Serikat. Nah pemegang Visa J1 ini harus segera kembali setelah program dan baru bisa apply kembali untuk visa immigrant atau visa bekerja setelah 2 tahun. Jadi selama 2 tahun itu kita harus mengabdi dulu untuk bangsa dan negara. Pikir saya, saya toh tidak berniat untuk apply visa imigran atau bekerja di US sana hehe. Bolehkah jika kita ingin apply visit sebagai turis atau belajar melanjutkan kuliah disana?  jika belum 2 tahun? jawabannya adalah boleh. Detail untuk masing-masing jenis visa dapat diakses di link ini ya! US Travel

Karena saya akan mengikuti program yang disponsori oleh Department of State, pengurusan visa ini bisa dibilang lebih ringan dibandingkan mengajukan sendiri. Tapi langkah-langkahnya ga jauh beda kok. Oh iya karena saya disponsori oleh Department of State, jadi bebas biaya, jika teman-teman mengajukan sendiri, biaya pembuatan visa J1 adalah 160 dollar. Nah, berikut langkah-langkah pengurusan Visa J1 Exchange Program :

Mengisi aplikasi online di Consular Electronic Application Di aplikasi ini kita mengisi data kita seperti personal, sponsor kita siapa, akan stay dimana selama disana, data orang tua kita, data suami/anak, data pekerjaan kita, security questions yang banyak itu dan masih banyak lagi. Pastikan semua data kita tidak ada kesalahan ya. Setelah selesai mengisi data kita, kita akan mendapatkan confirmation page yang bisa dikirimkan ke email kita.

Jadwal wawancara. Karena saya dan teman-teman pembuatan visanya dikoordinir dari US Embassy, saya hanya mendapatkan berita jadwal wawancara melalui email dari pihak Kedutaan. Tapi untuk teman-teman yang mengajukan sendiri, dapat pula menyesuaikan jadwal wawancara secara online.

Wawancara Visa. jadi ini pertama kalinya saya mengurus visa untuk luar negeri dan langsung dihadapkan dengan ketatnya keamanan dari Kedutaan besar Amerika! Sebelum interview kita akan dibariskan dua banjar, disitu petugas wanita dari kedutaan mengarahkan apa saja yang tidak boleh dibawa ke dalam seperti, handphone, powerbank, charger apapun, earphone, aneka kabel, makanan, minuman, flashdisk, hardisk. Teman-teman yang membawa makanan dan minuman pun harus menghabiskannya sebelum masuk ke dalam Kedutaan di Jln Medan Merdeka, Jakarta atau membuangnya ke tempat sampah yang telah disediakan. Oiya dokumen kelengkapan untuk interview visa yang saya bawa adalah ID Card (KTP), confirmation page, print out aplikasi online, foto 5×5 background putih, dan paspor tentunya. Selain itu karena kebetulan suami lagi disana dengan memegang visa non-immigrant juga, saya membawa kelengkapan buku nikah, ITO suami, dan surat tugas suami. Tapi ternyata saya too Overprepared (tapi gapapa buat jaga-jaga). Lebih baik semua dokumen tersebut dimasukkan ke dalam 1 Map untuk memudahkan. Setelah masuk dengan pengecekan yang super ketat, saya sampai di ruang tunggu interview visa, untungnya kita serombongan, jadi walau tanpa HP pun menunggu jadi tak terasa huehehehe. Oiya jangan takut kehausan, karena disana disediakan air minum.

Setelah kita masuk, kita nanti akan mengantri sebanyak 3 orang setiap kloternya untuk register dan scan sidik jari. Setelah menunggu kurang lebih sekitar 10 menit, nanti kita akan dipanggil oleh konsuler bule untuk melaksanakan interview. Terasa dag-dig-dug apalagi teman saya pernah ditolak pengajuan visa turisnya ke US karena ada temannya disana, lah ini ada suami disana gimana dong? Tapi ternyata interview berjalan sekitar 5 menit, dan hanya ditanyakan pertanyaan-pertanyaan umum seputar Program Exchange, sudah menikah? Sudah punya anak? dan voila! dapat kartu putih tanda visa akan diproses. yeay! Tetapi saya juga dapat kertas hijau, karena masih ada kelengkapan yang belum terpenuhi seperti DS-2019 yang merupakan lembar sakti untuk berkunjung ke Amerika. Jadi sebelum pelaksanaan interview via, dari pihak Embassy email jikalau sesungguhnya saya dapet jadwal interview Visa di Surabaya, tetapi karena saya memohon untuk bisa di jakarta, si Kertas DS-2019 masih dalam perjalanan dari Surabaya menuju Jalan Medan Merdeka. Tapi no worries sih, visa tetap granted!

Dan saat ini H-2 minggu saya akan berangkat menuju Washington DC, US! Sampai jumpa di blog mengenai YSEALI dan trip to US lainnya! 🙂

 

 

 

Tools Penilaian Risiko Ergonomi – Rapid Entire Body Assessment (REBA) Part 2

Halo!

Finally setelah berkutat dengan tugas kantor dan persiapan-persiapan lainnya akhirnya bisa lanjut untuk nulis blog lagi. Kali ini kita sudah sampai di tools penilaian risiko ergonomi – Rapid Entire Body Assessment (REBA) Part 2. Lanjutan dari  part 1 yang bisa kalian akses disini Tools Penilaian Risiko Ergonomi – Rapid Entire Body Assessment (REBA) Part 1

Setelah postingan sebelumnya kita sudah sampai di skoring postur Grup A + Beban, postingan ini akan kita pelajari sama-sama bagaimana menghitung grup B hingga final skor.

Langkah-Langkah Penilaian dan Skoring dengan Metode REBA (Grup B, Lengan dan Pergelangan :

  1. Menilai Postur Lengan bagian atas (Bahu)

Bahu

Pada saat kita melaksanakan observasi untuk menilai postur lengan bagian atas (bahu), kita dapat menggunakan acuan sebagai berikut:

Postur Skor  Kiri & Kanan
Lengan Bagian Atas (Bahu) Kiri Kanan
Flexion: 0 – 20°
Extension: 0 – 20°
1 Lengan berputar/ke samping: +1

Bahu terangkat: +1

Lengan tersangga/bersandar -1

Flexion: 20 – 45°
Extension: > 20°
2
Flexion: 45 – 90° 3
Flexion: > 90° 4

Posisi lengan bagian atas dapat dilihat di kedua sisi kanan dan kiri, selanjutnya dapat dirata-ratakan (Average) dan dibulatkan dari kondisi kedua bahu (lengan bagian atas yang diobservasi.

2. Menilai Postur Tangan/Lengan Bagian Bawah (Siku).

Lengan Bagian Bawah (Siku)

Pada poin observasi ini, tidak ada tambahan skor lainnya selain posisi lengan bagian bawah sesuai dengan gambar. Kriteria detail dapat dilihat pada tabel berikut :

Postur Skor Total: Kiri & Kanan
Lengan Bagian Bawah (Siku) Kiri Kanan
Flexion: 60 – 100° 1
Flexion: < 60°
Extension: > 100°
2

Nilai postur kanan dan kiri selanjutnya dapat dirata-ratakan dan dibulatkan.

3. Menilai Postur Pergelangan Tangan

Pergelangan Tangan

Poin observasi ini difokuskan pada pergelangan tangan. Jika  pergelangan terdapat posisi berputar (twisting) maka skor observasi ditambahkan 1. Posisi postur pergelangan tangan dapat dilihat di kedua sisi kanan dan kiri, selanjutnya dapat dirata-ratakan (Average) dan dibulatkan dari kedua postur pergelangan tangan yang diobservasi.

Postur Score Total: Kiri & Kanan
Pergelangan Tangan Kiri Kanan
Flexion: 0 – 15°
Extension: 0 – 15°
1 Jika pergelangan  menyimpang/berputar: +1
Flexion: > 15°
Extension: > 15°
2

4. Selanjutnya adalah kalkulasi Total Postur Bahu + Siku + Pergelangan tangan dengan menggunakan tabel B

Tabel B

Contoh : Jika didapatkan rata-rata skor Lengan Bagian atas kanan & kiri = 3, Skor rata-rata Pergelangan tangan kanan dan kiri = 2 dan skor rata-rata Lengan Bagian Bawah (siku) kanan dan kiri = 2, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel B Filled

Skor Tabel B adalah 5.

5. Setelah skor didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah mencari skor coupling (pegangan/handle).

Berikut detail masing-masing mengenai coupling (pegangan/handle)

Postur Skor Total: Kiri & Kanan
Pegangan (Coupling) Kiri Kanan
Baik 0 Pegangan pas dan tepat ditengah, genggaman kuat
Fair 1 Pegangan tangan bisa diterima tapi tidak ideal/couping lebih sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh
Buruk 2 Pegangan tangan tidak bisa diterima walaupun memungkinkan
Tidak Layak 3 Dipaksakan genggaman yang tidak aman, tanpa pegangan couplingtidak sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh

Skor dilihat postur kanan dan kiri, selanjutnya dapat dicari rata-rata dari kedua coupling kanan dan kiri. Setelah didapatkan skor coupling, tambahkan dengan skor pada tabel B.

Contoh : Skor  Tabel B = 5, Skor Coupling = 1, maka 5+1 = 6, skor ini akan digunakan untuk mencari skor pada tabel C.

6. Total Skor A dan Skor B dengan menggunakan Tabel C untuk mendapatkan Skor C

Tabel C.png

Sesuai dengan nilai di postingan REBA yang lalu, di link ini Tools Penilaian Risiko Ergonomi – Rapid Entire Body Assessment (REBA) Part 1 diketahui bahwa skor A adalah 6, Skor B adalah 6, maka akan didapatkan Skor C dengan menggunakan tabel C.

Contoh :

Tabel C filled

Didapatkan Skor C adalah 8, apakah ini adalah final skor? Belum. Karena kita masih harus menambahkan skor C ini dengan Activity Score.

7. Skor akhir dengan metode REBA

Skor dari tabel C, ditambah dengan skor aktivitas. Skor aktivitas didapatkan dengan :

Aktivitas
Jika 1 atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari 1 menit +1
Jika pengulangan gerakan dan rentang waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit (tidak termasuk berjalan) +1
Jika gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awal +1

Contoh Final Score : Skor C = 8+1+0+0 = 9

Skor Akhir dari contoh ini adalah 9, Langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan tabel Action Level

8. Membandingkan dengan Tabel Action Level, maka didapatkan sebagai berikut:

 

REBA Score

Risk Level Action
1 Diabaikan Tidak Diperlukan
2 – 3 Rendah Mungkin Diperlukan
4 – 7 Sedang Diperlukan
8 – 10 Tinggi Necessary Soon
11 – 15 Sangat Tinggi Immediately Necessary

Contoh : skor final REBA adalah 9, Risk Level sesuai dengan tabel adalah Tinggi, action yang harus segera dilaksanakan adalah perlu perbaikan secepatnya (Necessary Soon).

Untuk mempermudah, langkah-langkah perhitungan REBA dapat dilihat dengan Bagan di bawah ini :

Summary REBA

 

And Yes Finally, Semoga bermanfaat 🙂